NOSTRA AETATE & DIGNITATIS HUMANAE
en nuestra época
[in our Age]
adalah salah satu dokumen dari Konsili Vatikan Kedua. Dokumen ini disetujui oleh para Uskup dalam sebuah pemungutan suara 2.221 berbanding 88, dan diresmikan oleh Paus Paulus VI pada 28 Oktober 1965.
"Pada 22 Desember 2005, Paus Benediktus XVI dalam kotbahnya di hadapan Kuria Romawi menentang mereka yang menginterpretasikan dokumen-dokumen Konsili sebagai "tidak berkelanjutan dan rapuh". Interpretasi yang benar, menurutnya, adalah bahwa sebagaimana dinyatakan pada awal dan akhir Konsili oleh Paus Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI. Pada awal konsili, Paus Yohanes XXIII menyatakan bahwa Konsili dimaksudkan untuk "menyebarkan doktrin-doktrin secara murni dan menyeluruh, tanpa pengurangan maupun penyimpangan", dan ia juga menambahkan "Adalah tugas kita untuk tidak hanya menjaga harta yang berharga ini, seakan-akan ini adalah barang kuno, tetapi juga kita harus setia, siap sedia, dan tanpa takut berkarya sesuai dengan kebutuhan zaman kita. Doktrin yang pastinya tidak perlu diubah ini, yang harus dihormati dengan setia, harus dipelajari secara mendalam dan dihadirkan dalam bentuk yang cocok dengan zaman kita. Kebenaran doktrin yang mulia adalah satu hal, dan bagaimana caranya doktrin itu dilaksanakan supaya tetap utuh dan sama-adalah hal lainnya." Setelah mengutip pendahulunya ini, Paus Benediktus kemudian menyatakan: "Di manapun interpretasi ini telah menjadi pedoman yang disambut oleh Konsili, hidup baru telah bertumbuh dan buah-buah telah menjadi matang. ... Hari ini kita melihat bahwa benih yang baik, walaupun tumbuh perlahan-lahan, tetaplah bertumbuh, dan biarlah syukur kita yang amat besar bagi karya kerja Konsili juga tetap bertumbuh demikian."
Pernyataan ini diawali dengan penjelasan mengenai semakin eratnya penyatuan dan
hubungan-hubungan antar bangsa dan antar pelbagai bangsa berkembang serta satu asal dan
tujuan akhir dari semua bangsa, yakni Allah.
"這份聲明就開始解釋一體化和日益密切的關係,各民族和各國之間的發展,單一來源地和最終目的地的所有國家,就是神"
Dokumen ini mengungkapkan juga mengenai pertanyaan abadi yang telah ada di dalam pemikiran manusia sejak awal mulanya dan bagaimana berbagai tradisi keagamaan yang beraneka ragam telah berupaya untuk menjawabnya. Dokumen ini menyatakan jawaban-jawaban filosofis Agama Hindu dan Budha dan menyatakan dengan pasti: "Gereja Katolik tidak menolak apa pun yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus, Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang."
該文件還揭示了永恆的質詢,從久以來存在之思想,有許多不同的宗教傳統,試圖回答這些問題。這個文件指出的答案哲學印度教和佛教,並宣布肯定回答 :
"教會不拒絕任何事,在所有這些宗教的真實和聖潔 [神聖]。而真誠的尊重他們,
教會思考如何行動以及如何與其他宗教和平相處, 還有適應一些規定和教誨,
在許多方面是不同的信仰和教育方式,雖然如此, 但是並不少見,他們反映了真理的光照對全世界人類."
Bagian ketiga
melanjutkan dengan pandangan Gereja Katolik yang menghargai umat Islam, dilanjutkan dengan mengungkapkan beberapa hal kesamaan antara Islam dengan Kristen dan Katolik : menyembah Allah satu-satunya, Allah yang hidup dan berkuasa, Penuh belas kasihan dan mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, Yang telah bersabda kepada manusia; para Muslim menghormati Abraham dan Maria, dan bahwa mereka menghormati Yesus sebagai nabi dan bukan Allah. Sinode mendorong seluruh kaum Kristiani dan Muslim untuk melupakan pertikaian dan permusuhan dari masa lalu dan bekerja sama untuk membela dan mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang; nilai-nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan.
Bagian keempat
berbicara mengenai "ikatan rohani" antara Umat Perjanjian Baru (kaum Kristiani) dengan Umat Yahudi Keturunan Abraham. Dokumen menyatakan bahwa meskipun beberapa pemuka agama Yahudi dan para pengikut mereka telah mendesakkan kematian Kristus, namun kesalahan ini tidak dapat serta merta dibebankan sebagai kesalahan seluruh orang Yahudi (baik yang hidup ketika itu maupun sekarang). Lebih lanjut Konsili menyatakan bahwa "orang-orang Yahudi jangan digambarkan seolah-olah dibuang oleh Allah atau terkutuk". Pernyataan ini juga menentang segala unjuk-rasa antisemitisme yang dilakukan kapan pun dan oleh siapa pun.
Bagian kelima menjelaskan bahwa seluruh menusia diciptakan menurut citra kesamaan Allah, dan Gereja mengecam segala diskriminasi antara orang-orang, atau penganiayaan berdasarkan keturunan atau warna kulit, kondisi hidup atau agama.
DIGNITATIS HUMANAE
adalah salah satu dokumen yang signifikan dari Konsili Vatikan Kedua. Pernyataan ini disetujui oleh para Uskup dalam sebuah pemungutan suara 2.308 berbanding 70.
No comments:
Post a Comment
"Reading makes a full man; conference a ready man; and writing an exact man"
I learned that you should feel when writing, not like Lord Byron on a mountain top, but like child stringing beads in kindergarten - happy, absorbed and quietly putting one bead on after another. Listening well and answering well is one of the greatest perfections that can be obtained in conversation. Thank you for sharing your time and thoughts to this posting.